Negeriku yang bersujud merubuh kata menjumpa paksa
Akulah penguasa zaman; panggil aku Tuhan
Beberapa diantaramu adalah semut-semut sedetik menjerit
Mari merapat dan sebutlah tangan-tangan muram
Uang dan rekamlah rekanan antara kau dan Tuhan-mu
Kredo selembar nyawa berhimpit diketiak birokrat
Negeriku meramu uang; meramu Tuhan dalam jeruji penyesalan
Jambi, 24-11-2011
Mahabrata Liwangi
by. Riliandila OKtarisa
Kuala Tungkal , Kabupaten tanjung jabung barat
Prov.jambi
Senin, 21 November 2011
Bila mlm dtank menghampiri qu maka dlm ruank kesunyian tmpat Q m'ngadu,m'ngapa hati ne yg sllu kau sakiti sampai kapan kau terus m'nyakiti qu.. bila smpai dtik ne Q masih tetap brtahan karena Q sadar bahwa jalan ne yg udah Q pilih dan m'ngkin ne sdah takdir hdupqu,cuma yg masih trsisah hanya keyakinan.. SATU SAAT NANTI Q YAKIN CNTA DN KASIH CHYANK AKAN SLLU M'NANK mencinta atau dicntai bagi Q sama aja yg pntink hati qu msih m'cntai dia dari sgala kekurangnya biarkn smua ne brlalu bgaikn angin,tp cnta yg Q miliki bkn cnta biasa.. karena Q engk sndri Q msih pnya allah dismpinkqu yg sllu m'berikn Q KESABARAN UNTK TETAP M'NCNTAI BELAHAN JIWA Q ..
Ajang olahraga yang diselenggarakan di
Jakarta dan Palembang pada tanggal 11-12 November 2011 adalah ajang yang
seharusnya menunjukkan kombinasi pelayanan secara utuh terhadap 11
negara yang ikut dalam ajang kompetisi se-Asia ini. Namun halnya berbeda
dengan fakta yang terdapat dilapangan, beberapa negara berkata mengenai
persiapan SEA Games XXVI di Jakabaring Sport City (JSC). Salah satu
pelayanan yang tidak dijalankan sungguh-sungguh adalah mengenai
transportasi yang sangat minim, pelayanan terhadap wartawan dari negara
lain tidak menunjukkan kepuasan bagi mereka.
Kedua, mengenai job desk para
panitia Liasion Officer (LO) yang tidak jelas, membuat citra jelak
nbagi panitia pusat mengenai hal ini. bukan hal mudah menjalankan aspek
penting secara profesional, tetapi nyata dan benar-benar yang terjadi
dilapangan adalah para panitia Liasion Officer (LO) khususnya pulang
larut dan tidak sesuai Job Desk yang mereka terima pada saat persiapan
sebelumnya.
Ketiga, masalah akomodasi yang membuat
malu negara ini, walau Palembang adalah kota penyelenggara tetapi citra
secara keseluruhan berdampak jelek bagi banga ini. Kredo yang dapat
dikatakan oleh masyarakat awam adalah, menyesal tetapi sudahlah.
Kembali ke persoalan dana yang
dipersiapkan sebesar 2,1 Triliun bukan dana yang kecil yang dikuras
dari APBN Indonesia tahun 2010. Belum lagi mengenai honor yang didapat
LO Rp 250 ribu setiap harinya. Jadi apa kerja mereka? Mari kita tanya
pada rumput yang bergoyang. Lucu apabila kita tilik
tentang keadaan yang sebenarynya terjadi. semoga masih ada kejujuran
dalam kebebasan pers dalam memberitakan tentang kejadian-kejadian yang
sebenarnya mengenai Sea Games XXVI ini. Ini merupakan PR bagi pihak
INASOC untuk berbenah diri dan menunjukkan sikap professional terhadap
acara yang terjadi sampai akhir penutupan acara.
Satu nisan;satu makna
Satu tulisan;tunggal makna
Titisan aura menyerempet pikir
Tidak tuk satu ataupun tunggal
Menyerbu sebab
Menimbul resah beranda absah
Prosais yang terpampang pada sajian mula membiru
Langit meminjam gelap sebagai gantimya
Jadilah mendung
hujan malu menetes serta gutasi kau semarakan membuka mulutnta menganga meminta tetesan udara
Tak tentu dan menentu menetes darah hijau
Melayu merebah lunglai
tinggal bau-bau amis sekuntum duka
Meramu pekan-pekan
tawa, lihatlah ke ufuk timur para wanita asyik bercengkrama di bawah pohon
menghijaukan senyum
Dan kau tetap berjalan
menyusuri lorong-lorong dahaga pepohonan dalam titik-titik hutan yang berbadan
genggam, tempuhlah jajaran bumi dengan tongak kepalan tangan
Berdiri untuk satu
klausa jiwa, untuk hidup yang diramu alam sehati dalam sunyi
Tebing Tinggi, November 2010
Senyawa Melepas Hawa ; Gaufar
gaufar anakku pegang elegi pagi yang telah kau pancing
jangan elakkan mata elangmu berkecup pasti
aku telah renta untuk mengoyak dasar-dasar warna pelangi
cukup engkau yang melanjutkannya
intailah sanusi sanusi dan
sembunyi
jangan lelapkan mata elangmu; kecuplah bibir hawa yang
mahligai
elok dalam hati mereguk sari dan tarian jemarimu
Tebing Tinggi. 29 september 2010
Ada Mantra di Kopi Pahitku
Puah, mulutku mencelup pertama kali;
Bertemulah samudera semangat di petang
Puah, mbah raswid bertengadah komat-kamit tak jelas
Pada segelas kopi pahit aku temukan kata
Padanan sengama menyorot kearahku
Mulai kujejali ruang inspirasi
Tiada nyawa
Tiada rupa
Tiada nyawa
Tiada rupa
Nyata di otak, kotak atik kata
Jadilah ia
Jadilah engkau
Puah!
Sajak kata bergerak bagai moluska
Pelan tapi pasti
Bandung, 6 Maret 2010
Berawal
A-kabut tipis
Sementara aku menaungi wajah sepimu
Ontai-ontai senyum rumput mengejek
nyawa;lepas
Berawal A kau kata
B tak hinggap jua
Mengkilat kabut itu; tepis sesunyi
sepi
Saimen, 05-02-2011
Wajah
itu membuatku
Hah……. Mengais-ngais
dalam
sudut
ruang
Jakarta, 29-06-10
Jilatan
Pertama
Dalam kemenangan melawan takdir
Engkau tebarkan tawa yang hampir koyak
Rasa-rasa hampa yang membuatku ingin mengoyak
pelipis jantung
Pepara dewa mahapatih mendukung malamku, malamku
untuk mengempar arwah
Hilina markapova namaku, jenjang karirku merosot
tanpa tujuan yang jelas aku bekerja pada perusahaan majalah Egilz, sebuah
majalah tentang fashion gaul saat ini.
Sebenarnya bukan bidang ini yang kucari untuk bekerja. Tapi dorongan keluarga
sangat keras menyuruhku untuk bekerja apapun yang halal, yang penting halal.
Suatu hari aku ingin bekerja dalam bidang penulis atau editor pada sebuah
harian pagi dimanapun itu, karena aku adalah jiwa dari kata-kata, kata-kata
dapat membuat hariku menari. Memang gila terdengar tapi inilah jiwa yang sudah
terbentuk dari awal kuasah. Puisi, novel, cerpen,dan lainnya adalah makananku
sehari-hari. Jadi wajar saja aku memutuskan untuk menjadi penulis. Salah satu
kerjaan yang surga bagi diri.
Ruang kantor
Suasana pagi pukul 07.31 wib
Mesin-mesin mulai terasa tak jelas, suara hiruk pikuk
yang sangat rancu terdengar oleh telinga. Fashion dan fashion adalah hal yang
membosankan bagiku.
Jill :
hei lina…good morning
Aku :
hai, morning. Kusapa dengan mulut loncong tanpa hati. Aku muak dengan keadaan
ini.
Pukul 08.00 wib
Waktu memulai bekerja
Semua karyawan disini seakan kesetanan mengejar
deadline awal bulan yang akan menerbitkan majalah Egilz dengan tema Miss
Fashion 2011. Entah kenapa mereka memilih tema itu, akupun bingung, dan yang
sangat tidak masuk akal adalah para model yang sengaja didatangkan dari eropa
untuk dijadikan cover depan majalah. Aneh memang, seharusnya mereka memilih
wanita dan pria Indonesia asli keturunan Indonesia untuk dijadikan model. Dulu
seringkali kutawarkan dan memberikan ide-ide yang ada diotakku. Tapi nyatanya
ditolak mentah-mentah oleh pak trino manajer majalah Egilz.
Hari menjelang siang dan kinerjaku belum usai untuk
mengedit transformasi kata yang aneh, fashion modeling 2011, miss hana laura
dari new Zealand adalah sorotan bulan ini. Pak Trino dating dengan gagah
ketengah-tengah kantor dan berkta, 15 menit lagi kita meeting.
Hayo…hayooooo…semangat.
Dalam otakku, semangat hanya pada otak-otak
kadaluarsa disini. Bekerja hanya mengharapkan uang, bukan hasil. Bukan tujuan
visioner.
Meeting
Ruangan satu persatu dipenuhi oleh berbagai karyawan
untuk melaksanakan meeting. Aku orang kedua setelah pak trino yang
memasuki ruangan meeting yang panas tanpa AC. Huft….sialan masa dalam sebuah
ruangan meeting tidak dilengkapi oleh AC. Sungguh keadaan yang tidak nyaman,
aku semakin bingar. Mulai satu demi satu karyawan memasuki ruangan, Jill, Hans,
Kyla, Tom, Helena dan assiten manajer Frank. Aba-aba mulai diberikan oleh pak
Trino.
Pak Trino :
selamat siang semua?
Jill,hans,Kyla,Tom,Helena,Frank dan Aku menjawab
perlahan : siang pak
Pak Trino :
baik tanpa menundawaktu kita mulai saja
meeting hari ini mengenai tema yang akan kita publish dalam waktu dekat, saya
meminta laporan dari masing-masing bidang untuk melaporkan hasil yang didapat
untuk kita sumbangkan dalam majalah dan kita pasarkan. Dengan 2 spidol ditangan kananny, ia berprilaku seperti robot,
memutar-mutar spidol, kekakan kekiri. Baik, saya meminta lina unttuk
menjelaskan kinerja yang didapat untuk pertama kali, silahkan…
Aku :
terima kasih pak, pertama saya akan melaporkan beberapa hal yang menurut saya
tidak sesuai dengan tema ini pak, seharusnya kita sudah ancang-ancang untuk
menyodorkan beberapa model asli Indonesia untuk dijadikan desain cover depean
majalah kita bukan orang luar yang kita hanya tau dia sudah besar namanya, jika
keadaan ini terus berulang maka kapan para model negeri ini dapat maju pak.
Sehingga untuk hasil editing majalah baru 30% saya kerjakan pak. Terima kasih.
Pak Trino :
baik terima kasih atas pendapatnya lina, sebenarnya kita sudah adae tawaran
dari modeling pusat Jakarta, untuk menampilkan Kinaryosi sebagai cover majalah
kita, tapi ada saran juga dari pihak majalah ekuarto eropa, mereka menawarkan
model mereka dipasarkan di Indeonesia, karena tawaran tersebut telah saya
terima, sehingga tidak enak untuk membatalkan. Untuk editing seharusnya andae
bekereja secara professional bukan seperti ini.
Aku : iya pak, maaf. Aku mulai berpikir, ini bukan seorang pemimpin visioner, tapi pemimpin
yang hanya memikirkan diri sendiri.
Pak Trino : apa
ada masukkan lain untuk majalah ini?
Jill,hans,Kyla,Tom,Helena,Frank : tidak pak.
Demikian wakeetu berjalan apa adanya, dan meeting
yang diberikan menurutku bukanlah sebuah meeting melainkan sebuah alur cerita
penegasan sepihak. Sangat otoriter, ah..semakin kacau pemikiranku sampai saat
ini.
Semakin kubekerja, semakin aneh rasanyaeee untuk
tetap bertahan.
Selasa, 20 Desember 2010
Tanpa pikir panjang, aku bereskan semua barang yang
ada dikantor. Setelahnya aku menuju keruangan pak Trino.
Tok..tok..
Aku : Pagi pak
Pak Trino : ada apa lin?
Aku : maaf, saya mengembalikan ini pak (berkas, kartu karyawan dan surat-surat
lainnya).
Pak Trino : Apa ini! Apa maksud kamu?
Aku : Saya brehnti dari kantor ini pak, trima kasih!
Pak Trino : bungkam
dalam diam
Dan dengan langkah pasti aku tinggalkan ruangan
kantor yang kusebut Dunia Aneh.