Susunan
Batu Bata Untuk Dendam
Menjadi
diam bukan berarti sabar dan sabar dalam kalah. Diamku adalah strategi yang
kususun secara rapi. Sudah cukup kau mengejek hidupku.
Teruslah
lakukan apa yang membuatmu segar dalam mengolok diri ini. sudah puaskah engkau
dengan kata-kata busukmu. Cukup segarkah perbuatan mengundang amarah dikandung
diriku.
Sekolah
Menengah Pertama, kelas 2. aku seringkali diejek serta diolok oleh R, ia sangat
suka menertawaiku tanpa sebab yang jelas. Orang bodoh yang bisanya hanya
mengejek dan mengolok.
Aku
siap membunuhnya dengan cairan insto yang kuteteskan kedalam air minumnya.
kuletakkan kembali di mejanya. kita lihat apa Tuhan akan menghukumnya dengan
tindakannya. semoga saja.
aku
duduk di pojok belakang kiri, kulihat ia kembali ke kelas dan langsung meminum
air beracun itu. Hahaa.. tunggu rekasinya, segera kau mati.
Tak
berapa lama ia mulai kesakitan meraung keras, aduhh..aduhhhhhh..sakit. dan
terjatuh terkapar dibawah mejanya, mati kau setan. bedebah yang tak pantas
hidup.
halaman
2
kaulihat
inilah dendamku, jangan terus menyakitiku atau kau akan mati. Sudah cukup aku
diam selama ini, jangan mengangap aku tak berani melawan. memang sudah jalannya
engkau dimusnahkan. jika tidak siapa lagi yang akan kau ejek sesuka hatimu.
3
hari dirumah sakit, kabar mengejutkan terjadi. Penyakitnya bertambah parah,
atas racun yang ia minum menyerang kronis lambung. hingga kronis dan harus
dioperasi, dalam tahap operasi Tuhan berkehendak lain. ia meninggal dunia dalam
operasi di ruang ICU.
semoga
kau tahu mulutmu adalah harimaumu. semoga kau sadar di alam sana.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar