Kelakar Pohon Tua I
sore
itu begitu banyak warna yang bercampur pada rak-rak cat dan kuas-kuas semakin
nakal dengan tariannya. ya aku adalah penikmat warna, kuaduk beragam warna
untuk dipadu padankn dengan intrik tersembunyi. Abstrak yang tersembunyi,
makna-makna yang lembut dan sembunyi.
hah..
eloklah yang kutata sudah, tinggal kulukis pada kanvas panjang berukuran 30X50,
kutarikan kuas dengan alunn angin, begitu sendu dan lalu lalang manusia-manusia
yang tak kukenal melihat tarianku. heran pada wajah mereka, seakan ingin
melihat lama apa yang kulukis dengan 5 kuas.
galeryku
kunamakan galery lukisan Ian, ya namaku terpampang disisi kanan jaln masuk
kelorong diman aku melukis. disnilah karya-kryaku selama kurun waktu 1 tahun
kuhasilkan.
seluruh
beban hilang ketika kukayuh kanvas-kanvas menjadi cerita warna. istriku adalah
wanita setia yang tidak jenuh menemaniku disela-sela melukis. terkadang
secangkir kopi hangat menjadi istimewa
ketika ia meletakkannya disamping kursiku.
rani,
istriku adalah salh seorang pecinta seni. sama sepertiku, kulukis
batanag.ketika henda melanjutkan apa yang akan kulukis selanjutnya. tiba-tiba
kulihat gerai rambut indah istriku, ini inspirasiku.
gotcha!
cute..cute,
(kupanggil istriku). sambil kupandang dengan jarak dekat dan tersenyum padanya.
rindang senyumnya membuatku nyaman.
hingga
lukisanku berlanjut menjadi akar dan rambut pepohonan dan dedaunan indah.
berkat dirimu sayang, aku telah menemukan inspirasi.
kutarikan
kuas-kuas kecil besar dengan cepat, sebilah daun terlukiskan dan lainnya dan
lainnya hingga utuhlah sebuah ranting, da pohon yang tegap berdiri. sekokoh
bayang, besar dan takjub. kuberi nama Kelakar Pohon Tua I.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar