Mereka
Setrika Wajahku
untuk
: TKI malaysia
namaku
heni indriyani, aku tinggal dilampung. disini memang susah mencari kerja
sehingga kuputuskan untuk bekerja sebagai TKI di malaysia. kata orang sih
disana kejam-kejam, tapi itu tidak membuatku takut dan oatah semangat untuk
bekerja disana. aku nekat pergi ke jakarta dan melamar di PT. Mardel Mitra
Global sebagai TKI. disini ramai sekali para wanita-wanita pekerja yang malamar
sepertiku. untunglah tidak ada seleksi ketat. hanya kelengkapan paspor dan
biodata lengkap sehingga semua pendaftar akan diberangkatkan ke negara
tetangga.
hari
pertama tiba di negara malaysia, akhirnya aku bisa juga ke luar negeri walau
hanya sebagai TKI tapi aku senang dapat membahagiakan keluargaku. ibu dan bapak
di rumah.
pak
budi manajer kami langsung mengantar kami ke rumah-rumah yang telah memesan
kami sebagai pembantu rumah tangga. aku mendapat rumah pak Tam Kim Leng,
rumahnya megah seperti istana. mereka hanya tinggal berdua dirumah. untunglah
sehingga pekerjaanku tidak terlalu menumpuk pikirku.
dirumah
ini aku ditempatkan kekamar ujung dekat dapur, luasnya kamar dan mewah. baru
kali ini aku tidur di springbed kasur empuk. suara terdengar dari luar
memanggiku.
halaman
2
heni..heni..
iya
pak..
pak
Tam : kamu bisa buatkan teh segelas ya buat saya
aku
: iya pak..
langsung
kedapur dan aku bingung letak teh dan gula pasir diletakkan dimana, kucari saja
perlahan dirak-rak dapur. aha! ketemu. langsung kubuat secangkir teh hangat.
kuantarkan keruang depan. kudengar suara nyonya keras seperti berkelahi dengan
pak Tam. aku jadi takut mengantar.
ah,
biarlah kutunggu saja mereka sampai redam. tidak lama suara mereka tak
terdengar lagi. kulangkahkan kaki menuju ruang depan.
pak
Tam sedang duduk cemberut dan istrinya sibuk memegang bantal dambil komat-kamit
tak jelas. mereka berbicara bahasamandarin yang tak kumengerti.
kuletakan
dimeja didepan pak Tam.
Pak
Kim : hani tunggu dulu, kamu duduk dulu disini.
sambil
ia cicipi teh buatanku.
pak
kim : puah! apa ini hani? kenapa asin
aku
: eee..asin pak? maaf pak. mungkin hani salah ambil gula pasir..maaf pak
pak
Tam banting gelas itu kearah depan,
pak
kim : setan kamu ya berani meracunin saya..
dijambaknya
rambutku, keras sekali..sambil teriak maaf pak. maaf pak. ia tidak peduli kata
maafku.
setelah
puas memaki dan menjambak rambutku aku mulai masuk kamar dan berpikir mungkin
ini salahkah. esok harus bekerja benar tidak boleh salah.
halaman
3
telah sepekan aku bekerja dan cacian serta
siksaan aku dapatkan dirumah ini. mulai dari jambak rambutku, menampar wajahku
dengan tangan bahkan ditinju, memukul payudaraku dan meremas kemaluanku hingga
berdarah. aku mendapatkan siksaan batin dan tubuh secara bergilir dari pak Tam
dan istrinya. hingga akhirnya aku teriak kesakitan dan minta tolong. untunglah
tetangga rumah ini mendengar dan mereka menolongku.
aku
dirawat oleh tetangga sebelah dan keesokan harinya polisi datang menangkap pak
Tam Kim Leng serta istrinya. atas tuduhan penganiyaan terhadapku. syukurlah
keadilan masih ada disini. aku shock dan minta dipulangkan kekampung halaman.
setibanya dikampung, tubuhku yang memar dan kurus tinggal tulang berlutu dikaki
ibu dan menangis. ibuku memelukku tak habis pikir atas aniaya di malaysia.
semua
telah terjadi aku hanya dapat melanjutkan sisa hari di rumah menunggu keadaan
tubuhku membaik.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar