Diantara
Sisi Hidup
halaman
1
mencoba atau tidak sama sekali, berani
berucap salah atau benar maka tindaklah dengan bijak. hidup bukan sekedar
tertawax ada kalanya mengarungi tangis dalam lautan luas. serangan hidup adalah
gelombang yang harus ditempuh, mengkayuh dan teruslah berusaha. itu seberkas
tulisan yang terus kubaca dalam diary kecilku, hidup memang berat. aku sudah
muak dengan hidup, sekarang kebebasan yang ingin kuraih bukan omong kosong.
terlalu banyak bicara, tiada tindakan.
banyak sekali kutemui kawan-kawanku yang semudah berbicara tanpa dapat memegang
mulut mereka. apa ini hidup atau sedikit pengalaman yang mereka dapat sehingga
berbicara tanpa isi. pembicaraan yang mengarah bau bukan wangi, aku sering
meninabobokan kata-kata yang kuanggap kosong.
halaman
2
berbekal menulis membuatku sadar dengan
beragam watak dan sifat yang seperti sperma-sperma hidup. mengkerucut sangat
aneh. kehidupanku berangsur pulih setelah mengalami cobaan besar, ya suamiku
meninggal muda pada usia 31 tahun, leukimia sejak ia kecil. aku mencintainya
sepenuh hati, tidak ada sedikitpun rasa terbuang untuknya. meski ia mengidap
leukimia.
pernikahan baru kami jalin selama 2 tahun
setengah. belum lama, selalu kuberikan senyumku pada hari-harinya. cinta dan
kasih murni telah kucurahkan, sebab hanya ia pahlawanku, aku terpukul berat
seperginya dari hidupku. siapa lagi tempatku mengadu. hanya dirinya,
tulisan-tulisanku tak berhenti tentangnya, kisah nyata telah aku terbitkan.
hasil penjualan pertama best seller, aku hargai para pembaca. kuberikan judul :
Suami Dalam Balut Leukimia Cinta.
halaman
3
menjadi kesendirian membuatku semakin
kuat menjalani hidup, menulis adalah teman setiaku dalam arungi hidup. dengan
menulis semua rasa tersampaikan, menulis membuatku bebas dalam berpikir dan aku
ingin menulis sampai mati.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar