Selasa, 08 November 2011

1 Minggu Bayang Hitam

1 Minggu Bayang Hitam
oleh :mahabrata liwangi

satu mobil berisikan 5 orang, kami menyewa avanza untuk berlibur selama musim liburan kuliah. inilah waktu yang tepat untuk menghabiskan hari bersama sahabat-sahabatku.
kami menuju ke daerah pangrongpong, lembang kotamadya bandung untuk berlibur. kepenatan kota jakarta membuat kami memilih bandung kota sejuk yang paling cocok untuk dijadikan tempat berlibur.
aurel, hilda, jack, uno, hans dan aku. kami adalah  sahabat sejak pertama masuk universitas indonesia, orientasi mahasiswa membuat kami kompak, sehingga sampai saat ini kekompakkan itu terjalin sangat baik.
tujuan kami ke villa bunga yang terletak pada atas kapubaten pangrongpong, suasanya sangat dingin dan mencekam. benar saja walau terdapat banyak villa disini, tapi yang menyewa beberapa villa tidak banyak, hanya beberapa villa yang disewa untuk hari ini.
sesampainya di villa kami berlima langsung merapikan barang-barang bawaan keruang tengah, wow.. sangat besar, terdapat 7 kamar dan 3 kamar mandi yang mewah. aku melihat sekitar dan keadaan sekeliling. ternyata pilihan kami sagat tepat. pemandangan yang dapat disaksikan diluar jendela langsung kearah terasering panen padi dan beberapa tanaman lainnya diselinggi pepohonan beringin tua yang besar. angin masuk dari seluruh ventilasi villa ini, sehingga jaket yang aku kenakan tidak terlepas sedetikpun.
sore pukul 17.45 membuat suasana semakin nyaman dengan suara jangkik, kami berkumpul diruang tengah mengobrolkan tentang acara besok yang akan kami lakukan.
hans tampak kedinginan, ya ini adalah kali pertamanya memasuki villa dan daerah dingin. hanya aku yang terbiasa suasana dingin, pegunungan, bukit dan lembah sering kulalui. villa merupaka hal biasa.
setelah asyik mengobrol tiba-tiba, uno pergi kebelakng untuk membuat segelas kopi.
krakkkkk..krakkkkk.. ada suara terdengar dari balik jendela dapur, uno terkejut. suara aa itu, ah..pikirnya hanya sebuah angin yang lewat. tak lama setelah selesai membuat secangkir kopi, ia berjalan menuju ruang tengah dan terdengar lagi suara lngkah didapur pojok. takkkk..tak.. dan hilang. uno melihat tapi tak ada tanda-tanda yang mencurigakan
akhirnya ia putuskan pura-pura menghilangkan rasa takutnya dengan mengobrol santai dengan teman-teman.
pagi yang dingin membangunkan kami dengan segar, kami siap untuk joging sambil melihat beberapa villa sekeliling. ada seorang kakek pengurus kebun sebelah memanggil kami,
nak..nak.. kemari,kemari..
aku : ya kek, ada apa kek
kakek tua : kalian baru menyewa villa sebelah ya? ( dengan suara serak)
aku dan teman-teman : iya kek. kami baru datang dari jakarta
aku : ada apa kek sebenarnya dengan villa kami (dengan sedikit firasat tak enak)
kakek tua : berhati-hatilah nak. (kakek itu hanya berkata dengn pelan dan pergi)
kmi terkjut dengan kata-kata kakek tua barusan.

uno, hans da aku menepi agak jauh untuk kompromi. apa sebenarnya yang ada di villa itu. sambil kami melihat villa yang kai tempati dari villa sebelah.
uno : ya, kita harus berhati-hati, aku merasa ada yang tidak beres dengan villa ini
hans : maksud kamu apa no?
uno : aku mendengar suara-suara aneh tadi malam di dapur, entah suara apa itu
aku : ah, mungkin hanya perasaanmu saja no
hans : iya no, gak mungkinlah ada suara aneh. kebanyakan nonton kau no.
uno : yang penting kita harus tetap waspada

hilda dan A komat-kamit melihat pembicaraan kami. kami sengaja berbicara jauh dari mereka, takut mereka terkejut dan ingin pulang.
ahirnya acara jogging tetap kami laksanakn selama 1 jam berkeliling are villa bunga, suasana sangat epi. entah kenapa di villa ini sangat sepi. kudengar dari teman-temanku vill ini dulunya sangat amai tapi kenapa sekarang menjadi sepi seperti kota mati.
jogging membuat kami segar dengan cuaca yang dingin. brrrrr.. au gemetar sesampainya di villa. lagsung kuseduh teh hangat. woi, ada yang mau teh(teriakku dari dapur).
uno,hans,hilda,A teriak bersama sama, mauuu!
uno : aku kopi aja run
ah, uno ada-ada saja, minta buatin kopi pula. ya sudahlah aku buatkan kopi.
sretttttttt.. hah! apa itu, pandanganku keatas dek kayu dapur. mataku tetap mengawasi suara yang barusan kudengar. aku tak yakin suara apa itu, langsung terpikir olehku tentang pembicaraan uno tadi pagi.
apa benar villa ini angker, bulu kudukku merinding mengingat omongan kakek tua tadi pagi. ahhh.. pengecut. aku laki-laki tak boleh gentar dengan suara-suara aneh.
setelah menyantap teh hangat, kami bersiap mandi dikamar masing-masing. memang tersedia kamar mandu di tiap-tiap kamar.
tiba-tiba dikamar mandi air mati, disusul kamarku,hans dan uno. aneh, tadinya sangat deras, tiba-tiba air mati. tak lama lampu redup dan mati serentak. kami terkejut dan keluar kamar dengan muka pucat.
uno : ada apa ini, kenapa tiba-tiba air dan lampu mati.
aku : ya, ada sesuatu yang aneh di villa ini
tak berapa lama lampu hidup dan air mengucur deras, pertahankan keberanian dan tetap waspada

hari ketiga setelah keringat dingin mengucur deras, kami pontang pating menjaga bersama, tidurpun tak nyenyak.
malam hari pada kesunyian yang teramat sangat, kembali terdengar olehku suara lengkah kaki, seperti eretan panjang dilantai 2x aku pergi keatas untuk mengambil jaketku dan tiba-tiba ada suara seretan yang sangat mencekam. entah apa yang ada diluar. buluku merinding dengan kuat. entah apa yang diseretnya, mungkin hanya dugaanku saja.
hilda dan a kembali kamar untuk beristirahat sedang kami para lelaki tetap berjaga dibawah. rasa penasaranku semakin besar mengenai villa ini.
apa mungkin ada hantu disini atau sesuatu mistik yang angker telah ada sejak dulu disini.
sebuah tanda kutemukan dibalik pintu belakang villa, bertuliskan nyai. tulisan itu berwarna merah, anehnya baru kali ini kulihat tulisan itu.
terang saja aku terkejut setelah melihat tulisan itu, perasaanku semakin besar.
tolooooooooooongggggg..Aaaaaaaaaaaaaaa!!!! teriakan hilda terdengar dari dalam kamarnya. aku, uno dan hans langsung menuju kamarnya.
aku : ada apa hil? (sambil mendobrok pintu kamarnya)
hilda : (dengan panik) A hilang run, tadi dia tidur disampingku. dan ekarang lenyap.

tepat pukul 00.36 A hilang dari kamarnya, kami sibuk mencari dengan teriakkan-teriakkan namanya. Aaaaaaa..aaaa. aku keruang belakang, uno keruang depan, hans dan hilda keruang tengah,dapur dan kamar kosong pojok. 
Astafirugllah, hans terkejut melihat A telah tewas dalam bautan tali guling. lidahnya menjulur keluar dan jarinya menunjuk kearah atas dek kamar kosong itu.
tersentak olehku, ada apa dengan dek diatas ruangan ini. akhirnya keesokkan harinya kami memutuskan untuk mencari tahu apa yang ada dibalik dek villa ini. aku, hans dan uno, membagi tugas untuk masuk keatas dek. hilda menjaga dibawah sambil membri kode-kode dari bawah. aku mengarah dek belakang. uno kearah dek depan dan hans ke dek pinggir.
saat kusenter kearah pojok dek belakang, ada sebuah tulisan, NYAI.. Hah! aku terkejut setengah mati, tulisan ini lagi. kuputar kearah kiri,terdengar suara seretan..sreeeeeeet..srreeeeeeeeett. senterku menuju arah suara, tapi kosong. tiada apa-apa.
kubalik arah, Aaaaaaaaaa! astaga, apa itu, bayangan hitam besar. dengan sekencang tenaga aku putuskan untuk cepat-cepat turun. sambil berteiak "uno! hans cepat turun" hentak kaget, merekapun menyeret badan mereka dan tanpa diduga-duga.
buuukkkkkkkkk! uno terpeleset salah menginjak tiang dek tanpa tiang, dan dia terjatuh dari ketinggian dek villa. uno tewas terjatuh, kepalanya pecah membentur marmer villa. hilda : tidaaakkkkkkkk!!! unoooo! (sambil terisak dengan sedihnya) tak mungkin-tak mungkin..

aku : sudahlah hil, ini sudah takdirnya. kita haru cepat-cepat berbenah.

ketika sedang siap berbenah, listrik berkedip. dan mati.. aku, hans dan hilda hanya mempunyai senter sebagai penerang.
aku : mari kita keluar kawan, ada yang tidak beres disini
hans dan hilda : (mengangguk)
hilda : iiiiiiya run..lebih baik kita keluar

dengan nafas lega, kai berhasil keluar. dan tampak kakek tua sedang berjlan kearea depan villa kami. kek.. panggilku
kakek : ada apa nak?
aku : tttteeeman kamu meninggal kek. tooolong kek
kakek tua : itu adalah peringatan dari nyai nak, kan sudah kakek peringatkan hati-hati disana
aku : Nyai? nyai siapa kek
kakek tua : ya nyai, nyai tumenggung santi. ia penguasa daerah ini dahulu. tidak ada yang boleh menginjakkan ke seluruh villa ini tanpa membawa sesajen. nyai butuh sesajen, itu tradisi dahulu. kalian lupa membawa persembahan kepada nyai
hans : kami tidak tahu kek,kami baru pertama kali kesini
aku : iya kek, ini kali pertamanya kami berkunjung
hilda : (terdiam dan gemetar memegang tanganku)
kakek : lebih baik kalian berbenah diri untuk pulang, matahari sebentar lagi akan terbit. siap-siaplah kalian untuk berbenah. sebelum ada korban selanjutnya
aku : iiiya kek.
hans : iya kek

akhirnya dengan gugup kami bertiga menunggu diluar sambil mendekap,menunggu mentari terbit.
hari keempat, kami mulai berbenah diri untuk menyiapkan barang-barang bawaan dan memanggil ambulance untuk membawa jenazah uno dan A.
ini merupakan perjalanan yang mencekam bagi kami, sungguh tragis. hilda shock sesampainya dijakarta. 
aku dan hans hanya bisa terdiam atas kejadian yang menimpa kedua sahabat kami.
kehidupan memang sudah diatur oleh Tuhan, tiada yang tahu siapa yang bertahan siapa yang kalah siapa yang sementara. ini sebuah memory pahit yang akan kuingat dan kujadikan pengalaman hidup yang sangat berarti.
selamat jalan uno, A. semoga kesetiaan dan semangat kalian tetap damai dihati kita.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar