Selasa, 08 November 2011

Sehampar Karikatur Senja




Sehampar Karikatur Senja
by Mahabrata Liwangi

lumuran hujan membasahi sekujur tubuhku, sore yang ke 27 ini kembali kuterima sapaan hujan menyemai tubuh sepenuh penuhnya. sore pukul 17.00 telah menjemput kakiku untuk pulang dari rutinitas kerja. memang sebuah rutinitas yang menjenuhkan, tapi inilah hidup memang harus dijalani atau tidak sama sekali. hingga pada perjalanan menuju halte bis tempat biasa aku menunggu bis, hujan kembali menyapa tubuhku, tiba-tiba byuuuuuurrrrrr...hujan memuntah dari langit tanpa aba-aba. 15 meter menuju halte bis seluruh tubuhku basah kuyup, rambutku basah oleh derai derai hujan dan angin besar. sesampainya di halte tampak lelaki paruh baya seumuranku sedang duduk di halte sendiri. ia menyapaku dengan kening yang menggerut cemas. "mbak kehujanan, basah kuyup begitu, tidak bawa jaket mbak?" aku : iya kehujanan td menuju kesini pak. "ia menjawab" mbak pakai jaket saya aja, nih. saya gak sanggup liat wanita kehujanan. pakailah jaket saya mbak. jawabku : waduh, gak usah pak. saya sudah terbiasa kehujanan kok. "ambilah mbak, pakai sebelum masuk angin. tiba-tiba bis tujuan kotagede datang,dan ia langsung menuju bis dengan cepat. sambil berkata, saya duluan mbak,assalamualikum. walaikum salam "jawabku". tanpa kusadari jaket 
yang ia berikan kepadaku telah tergeletak di kursi halte. pikiranku mulai keras mau kupakai jaket itu atau tidak, ah..dengan cepat karena tubuhku kedinginan akhirnya kuambil jaket yang diberikannya untuk kupakai, karena kedinginan selurh tubuhku gemetar tak menentu. tak berapa lama bis tujuan magelang akhirnya tiba, langsung saja aku masuk ke bis dan duduk tenang sambil kugosokkan tangan agar kehangatan sedikit mengobati dinginnya sore ini.
sore yang terguyur oleh hujan lebat usai dipukul 18.45, aku sampai dirumah. Assalmualaikum.. "walaikumsalam ibuku menyahut pelan" eh, vi kamu basah kuyup lagi, dasar gadis hujan, suka sekali mandi hujan. kenapa gak nunggu reda dulu tadi?, tadi pas jalan pulang menuju halte hujan deras ma, jadi tanggung mau berteduh. sekalian aja lari ke halte biasa jadi basah kuyup deh. mama, vi mandi dulu ya.. "iya, lekas cepat mandi supaya gak pusing. setelah itu makan malam, hari ini ada soup ayam kesukaanmu dan kerang sambal hijau. horeeee mam memang koki hebat,nanti pasti vi nambah maknnya soanya perut lapar ma,hehee kehujanan sih. (langsung kubergegas keatas menuju kamar,membuka pakaian dan mandi dengan cepat). setelah selesai mandi kudapati jaket yng diberikan lelaki tadi. kenapa lelaki itu begitu baik dalam benakku. tanda tanya membabi buta dalam pikirku, baru kali ini kualami hal ini.   
usai mengeringkan tubuhku, perutku sudah keroncongan tak sabar ingin menyantap hidangan makanan favoritku. ah, setibanya dimeja makan. langsung kusantap sajian ibuku, "sini vi biar mama ambilkan nasinya, nah.. ini vi. " makasih ma, o..iya ma adek kemana ma? papa juga gak kelihatan" adekmu dengan papa ke toko buku, dia mau beli buku antologi puisi katanya, ada ujian membaca puisi besok di sekolahnya. "o, ke toko buku toh ma, ngapa gak ambil buku puisi dikamar vi ma, kan ada banyak tu ma." mungkin dia mau mencari buku baru vi,biarlah vi yang penting ada niat adekmu tu. "hehee iya ma, yang penting dia udah usaha. (sambil mengobrol diselingi makan malam, tiba-tiba hujan mengguyur dengan besar). suara guntur terdengar hebat diluar, kami panik memikirkan adek dan ayahku. bagaimana mereka pulag nanti. semoga saja tidak terjadi apa-apa. 
tak berapa lama, sabil menunggu kedatangan adek dan ayahku. petir kedua datang dengan teramat keras. semakin panik. vi, (dengan panik) bagaimana adek dan ayahmu ini. "ma,tenang dulu pasti papa dan adek baik baik saja dan menunggu hujan reda. kita tunggu saja ma." 
seling 10 menit menunggu, terdengar suara motor tua diteras rumah. Assalamualikum..ma..          Walaikumsalam.. papa, dek kehujanan, ayo cepat keringkan pakai handuk pa, adek juga. (aku ambilkan haduk buat ayah dan adikku) ini pa,keringkan dulu kepalanya (sambil tertawa kumelihat ayahku dan ia pun tertawa). aku dan ayahku memng sangat senang hujan-hujanan, ia lah yang mengajarkan aku untuk tak takut hujan dalam keadaan apapun. sehingga hujan adalh sahabat karib bagi aku dan ayahku, tak pernah kami menyingkir jika hujan datang. ibarat momentum yang teramat indah, mak akan kami nantikan hujan-hujan selanjutnya.
dengan sebuah hari yang dipenuhi hujan, sejumlah kosakata bahagia akan rintik masa kecilku kembali teringat. masa-masa bahagia yang dapat terus kupupuk menjadi tawa,selama hari dan mataku tetap bercahaya maka hujan adalah rindu-rindu yang siap kami sambut dengan gelak tawa.
hujan merundungka tawa semasa kecil,remaja dan sapai saat ini. aku tak pernah berpikir untuk megikuti jejak ayahku yang setia dengan tulisan-tulisan indanya, ayah adalah seorang pejuang kata-kata, berkat tulisan-tulisannya ia dikenal di negeri ini. harmanto adipati kusuma, orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan bang har. senang rasanya mepunyai seorang ayah yang dikenal orang banyak, sosoknya sangat dikenal dikalangan seniman dan penyair-penyair seangkatannya sampai detik ini. aku tida pernah mengira akan mengikuti jejak ayahku untuk terjun kedunia tulisan dan berkutat dengan kataikata. setiap harinya ada saja karya yang kutuliskan pada notebook kecilku. terkadang kukutik dengan rasa dan inspirasi yang meluas, ya mengenai hujan dan karena hujanlah aku mengerti upaya imaji-imaji timbul dengan segala isinya tanpa kusadari. berirama da menari dengan sendirinya.
dulu semenjak duduk dibangku kuliah semester awal, beberapa teman menjulukiku sastrawati sejati. memang hampir setiap minggunya tulisan-tulisan yang kubuat dimuat di mading kampus,koran kampus dan media masa. beberapa orang beranggapan bahwa pekerjaanku saat ini tidak ada dunanya, tapi tetap kuingat pesan ayah "jangan perna memikirkan apa kata orang tapi ikutalah hati nuranimu, karena disanalh kebulatan kejujuran terhanttarkan dengan nyata".
menjadi seorang penulis di koran kotagede press membuatku bersemangat untuk tetap menulis, bahkan tulisan-tulisan yang sengaja aku suguhkan dengan intrik gaya modern telah terbit di beberapa toko buku. semua berkat inspirasi murni yang berdatangan layak hujan yang selalu datang tanpa dipaksa. 

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar