Dunia Aneh
Huft… rencanaku ibarat hilang tertelan bumi…
Hilina markapova namaku, jenjang karirku merosot
tanpa tujuan yang jelas aku bekerja pada perusahaan majalah Egilz, sebuah
majalah tentang fashion gaul saat ini.
Sebenarnya bukan bidang ini yang kucari untuk bekerja. Tapi dorongan keluarga
sangat keras menyuruhku untuk bekerja apapun yang halal, yang penting halal.
Suatu hari aku ingin bekerja dalam bidang penulis atau editor pada sebuah
harian pagi dimanapun itu, karena aku adalah jiwa dari kata-kata, kata-kata
dapat membuat hariku menari. Memang gila terdengar tapi inilah jiwa yang sudah
terbentuk dari awal kuasah. Puisi, novel, cerpen,dan lainnya adalah makananku
sehari-hari. Jadi wajar saja aku memutuskan untuk menjadi penulis. Salah satu
kerjaan yang surga bagi diri.
Ruang kantor
Suasana pagi pukul 07.31 wib
Mesin-mesin mulai terasa tak jelas, suara hiruk pikuk
yang sangat rancu terdengar oleh telinga. Fashion dan fashion adalah hal yang
membosankan bagiku.
Jill :
hei lina…good morning
Aku :
hai, morning. Kusapa dengan mulut loncong tanpa hati. Aku muak dengan keadaan
ini.
Pukul 08.00 wib
Waktu memulai bekerja
Semua karyawan disini seakan kesetanan mengejar
deadline awal bulan yang akan menerbitkan majalah Egilz dengan tema Miss
Fashion 2011. Entah kenapa mereka memilih tema itu, akupun bingung, dan yang
sangat tidak masuk akal adalah para model yang sengaja didatangkan dari eropa
untuk dijadikan cover depan majalah. Aneh memang, seharusnya mereka memilih
wanita dan pria Indonesia asli keturunan Indonesia untuk dijadikan model. Dulu
seringkali kutawarkan dan memberikan ide-ide yang ada diotakku. Tapi nyatanya
ditolak mentah-mentah oleh pak trino manajer majalah Egilz.
Hari menjelang siang dan kinerjaku belum usai untuk
mengedit transformasi kata yang aneh, fashion modeling 2011, miss hana laura
dari new Zealand adalah sorotan bulan ini. Pak Trino dating dengan gagah
ketengah-tengah kantor dan berkta, 15 menit lagi kita meeting.
Hayo…hayooooo…semangat.
Dalam otakku, semangat hanya pada otak-otak
kadaluarsa disini. Bekerja hanya mengharapkan uang, bukan hasil. Bukan tujuan
visioner.
Meeting
Ruangan satu persatu dipenuhi oleh berbagai karyawan
untuk melaksanakan meeting. Aku orang kedua setelah pak trino yang
memasuki ruangan meeting yang panas tanpa AC. Huft….sialan masa dalam sebuah
ruangan meeting tidak dilengkapi oleh AC. Sungguh keadaan yang tidak nyaman,
aku semakin bingar. Mulai satu demi satu karyawan memasuki ruangan, Jill, Hans,
Kyla, Tom, Helena dan assiten manajer Frank. Aba-aba mulai diberikan oleh pak
Trino.
Pak Trino :
selamat siang semua?
Jill,hans,Kyla,Tom,Helena,Frank dan Aku menjawab
perlahan : siang pak
Pak Trino :
baik tanpa menunda waktu kita mulai saja
meeting hari ini mengenai tema yang akan kita publish dalam waktu dekat, saya
meminta laporan dari masing-masing bidang untuk melaporkan hasil yang didapat
untuk kita sumbangkan dalam majalah dan kita pasarkan. Dengan 2 spidol ditangan kananny, ia berprilaku seperti robot,
memutar-mutar spidol, kekakan kekiri. Baik, saya meminta lina unttuk
menjelaskan kinerja yang didapat untuk pertama kali, silahkan…
Aku :
terima kasih pak, pertama saya akan melaporkan beberapa hal yang menurut saya
tidak sesuai dengan tema ini pak, seharusnya kita sudah ancang-ancang untuk
menyodorkan beberapa model asli Indonesia untuk dijadikan desain cover depean
majalah kita bukan orang luar yang kita hanya tau dia sudah besar namanya, jika
keadaan ini terus berulang maka kapan para model negeri ini dapat maju pak.
Sehingga untuk hasil editing majalah baru 30% saya kerjakan pak. Terima kasih.
Pak Trino :
baik terima kasih atas pendapatnya lina, sebenarnya kita sudah adae tawaran
dari modeling pusat Jakarta, untuk menampilkan Kinaryosi sebagai cover majalah
kita, tapi ada saran juga dari pihak majalah ekuarto eropa, mereka menawarkan
model mereka dipasarkan di Indeonesia, karena tawaran tersebut telah saya
terima, sehingga tidak enak untuk membatalkan. Untuk editing seharusnya andae
bekereja secara professional bukan seperti ini.
Aku : iya pak, maaf. Aku mulai berpikir, ini bukan seorang pemimpin visioner, tapi pemimpin
yang hanya memikirkan diri sendiri.
Pak Trino : apa
ada masukkan lain untuk majalah ini?
Jill,hans,Kyla,Tom,Helena,Frank : tidak pak.
Demikian wakeetu berjalan apa adanya, dan meeting
yang diberikan menurutku bukanlah sebuah meeting melainkan sebuah alur cerita
penegasan sepihak. Sangat otoriter, ah..semakin kacau pemikiranku sampai saat
ini.
Semakin kubekerja, semakin aneh rasanyaeee untuk
tetap bertahan.
Selasa, 20 Desember 2010
Tanpa pikir panjang, aku bereskan semua barang yang
ada dikantor. Setelahnya aku menuju keruangan pak Trino.
Tok..tok..
Aku : Pagi pak
Pak Trino : ada apa lin?
Aku : maaf, saya mengembalikan ini pak (berkas, kartu karyawan dan surat-surat
lainnya).
Pak Trino : Apa ini! Apa maksud kamu?
Aku : Saya brehnti dari kantor ini pak, trima kasih!
Pak Trino : bungkam
dalam diam
Dan dengan langkah pasti aku tinggalkan ruangan
kantor yang kusebut Dunia Aneh.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar