Panggil Aku Skizofrenia
igo..igo..igo,
huhuhuhuuuuu..wewe..we.. bego..bego...oraaang gila, orang gila..
mereka
mengejekku setiap harinya, setiap saat. siapapun yang menertawakanku akan
kuterima. apa aku gila? hey, jawab dudun. dudun. hey.. kok diam saja.
(dudun
adalah boneka yang aku miliki).
umurku
15 tahun, banyak yang tidak percaya bahwa aku baru berusia 15 tahu. tubuh
besar, berewok,kumis, dan berbulu lebat pada kaki. ya, aku tak sempat mengurus
diri setelah ditinggal ayah dan ibu. akulah ya aku, akulah yang sekarang dan
bebas kemana saja aku mau.
"heehehheeeee...mau..mau..hehehe.."
kutawarkan janji pada manusia yang lewat tapi tak satupun mau.
pagi
yang cerah, aku guyur tubuhku dengan air aqua bekas. byurrr..ah segr. ditengah
keramaian jalan lampu merah kote malioboro. aku melanjutkan perjalanan.
aku
:mau..mau.. ini? mau..mau
orang-orang
menjauh dan tidak peduli denganku, ya akulah gila akulah sang lelaki bau yag
tidak akan didekati orang.
satu
helai baju adalah baju yang kukenakan selama kurun waktu 2 tahun, semenjak
ibuku dan ayah pergi untuk selam-lamanya.
hanya
bisa kutawarkan janji hidup, janji jujur dan janji setia. pesan-pesan yang tak
tersampaikan kepada orang-orang membuatku berbicara sendiri. tak tau lagi apa
yang harus dilakukan.
maukah
menjadi ayah saya? (sambil berdiri didekat lampu merah) orang-orang antri untuk
menyebrang)
tiada
sisa kata untukku semuanya menghindar, hingga kukejar bapak tua yang
menyebrang..pak-pak..dan tiba-tiba
ciiiitttttttttttttttt.....ciiiitt..pyarrrrr..
nyawaku melayang di jalan padat pada lampu hijau pertama.
...aku
datang ayah,ibu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar